BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bentuk anomali pada ginjal, horseshoe kidney, ialah penggabungan kedua ginjal kanan dan kiri oleh bagian yang disebut isthmus,melalui kedua pole (extremitas) atas atau bawah. Yang terbanyak penyatuan kedua pole bawah, sedang- kan kedua pole atas hanya sekitar 5 — 10% (3). Besamya isthmus sangat bervariasi, kadang-kadang merupakan bagian yang lengkap terdiri dari jaringan ginjal (parenchymatous tissue), tetapi pada beberapa kasus, hanya merupakan bagian kecil yang terdiri dari jaringan ikat (fibrous tissue) (1). Dari hasilautopsi, anomali ini tidak jarang dijumpai, meliputi 1 : 600 sampai 1 : 800 dari seluruh kasus (3). Letak kedua ginjal relatip lebih berdekatan dan lebih rendah dari biasa, 40% diantaranya mencapai ketinggian normal 3).
Kedua ginjal biasanya terdapat pada sisi yang berlainan, di kanan kiri columna vertebralis, bisa juga keduanya terletak pada satu sisi, dalam hal ini salah satu di antara kedua ginjal tersebut terletak di atas lainnya (2). Apabila horseshoe kidney ini dibentuk oleh hanya 2 buah ginjalmaka biasanya setiap ginjal mempunyai satu ureter, tetapi bila 3 atau 4 ginjal, maka ureternya bisa kembar, salah satu di antaranya mempunyai cabang penghubung ke pelvis ginjal di sisi lain, atau satu ureter untuk dua ginjal, atau satu pelvisdihubungkan dengan pelvis di seberangnya melalui calyces yang berdekatan letaknya. Horseshoe kidney kembar (doublehorseshoe kidney) sebenarnya adalah merupakan gabungan dari dua buah ginjal kembar (double kidneys) (6). Penderita anomali ini biasanya tanpa keluhan, tetapi bila timbul penyakit penyulit, bisa terjadi hydronephrose, recurrent pyelonephritis, haematuria dan batu ginjal (4). Keluhan yang terjadi bisa berupa rasa mual dan sakit perut yang disertaikekejangan (Rovsing syndrome). Kehamilan pada penderita anomali ini 1/3 di antaranya mendapat kesulitan (3). Dari gambaran radiologis didapati bahwasudut pyelogra- phicyang dibentuk oleh kedua ginjal yang normal ialah 90 derajat sedangkan pada horseshoe kidney 20 derajat (6). Tindakan pembedahan untuk memisahkan kedua ginjal mungkin sangat dibutuhkan apabila anomali ini menimbulkan penyulit, dengan cara memotong pada isthmusnya yang ter- diri dari jaringan ikat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa anomali pada ginja itu?
2. Apa saja anomali kongential?
3. Sistem yang berpengaruh pada anomali ginjal?
4. Apa tanda anomali pada ginjal?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui anomali ginjal?
2. Untuk mengetahui apa saja anomali kongential ?
3. Untuk mengetahui system yang mempengaruhi anomali?
4. Untuk mengetahui tanda anomali?
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini mterdiri dari 3 bab, Bab 1 Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, dan sistematika Penulisan. Bab 2 Pembahasan. Bab 3 kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anomali Ginjal
Anomali pada ginjal,ialah penggabungan kedua ginjal kanan dan kiri oleh bagian yang disebut isthmus melalui kedua pole (extremitas) atas atau bawah. Yang terbanyak penyatuan kedua pole bawah, sedangkan kedua pole atas hanya sekitar 5 — 10% .Besarnya isthmus sangat bervariasi, kadang-kadang merupakan bagian yang lengkap terdiri dari jaringan ginjal (parenchymatous tissue), tetapi pada beberapa kasus, hanya merupakan bagian kecil yang terdiri dari jaringan ikat (fibrous tissue) . Dari hasil autopsi, anomali ini tidak jarang dijumpai, meliputi 1 : 600 sampai 1 : 800 dari seluruh kasus.
Letak kedua ginjal relatip lebih berdekatan dan lebih rendah dari biasa, 40% diantaranya mencapai ketinggian normal Kedua ginjal biasanya terdapat pada sisi yang berlainan, di kanan kiri columna vertebralis, bisa juga keduanya terletak pada satu sisi, dalam hal ini salah satu di antara kedua ginjal tersebut terletak di atas lainnya .Horseshoe kidney merupakan anomali yang tidak jarang di- jumpai. Di dalam autopsi didapati rata-rata 1 di dalam 600 — 800 kasus. Pada umumnya penggabungan terjadi padapole bawah, akan tetapi pada + 10% kasus terjadi pada pole atas.
Pada laki-laki lebih sering terjadi dari pada wanita dengan perbandingan 2 : 1. Gejala-gejala klinis yang terjadi disebabkan oleh adanya teknan pada ureter oleh bagian yang menghubungkan kedua ginjal (isthmus), yangmengakibatkan terjadinya obstruksi alirankemih. Gejalanya bisa berupa haematuria dan kolik abdomen yang disebabkan hydronephrose, penyakit infeksi pada ginjal dan batu ginjal. Dilaporkan 2 kasus, seorang laki-laki bangsa Indonesia beru-sia 28 tahun dan seorang wanita bangsa Indonesia berusia 39 tahun, yang mempunyai horseshoe kidney. Kedua penderita mengalami haematuria dan nyeri pinggang sehabis melakukan kegiatan fisik yang berat. Gambaran radiologis memberi kesan bahwa isthmus pada penderita laki-laki terdiri dari jaringan ikat (fibrous tissue), sedangkan pada penderita wanita jaringan ginjal (parenchy- matous tissue).Walaupun demikian konfirmasi untuk ini sebaiknya dengan arteriografi.
B. Anomali-anomali kongential yang sering terjadi pada system urinarius antara lain sebagai berikut :
1. Ginjal polikistik yaitu adanya kista-kista di ginjal yang menyebabkan insufisiensi.
2. Agenesis ginjal yaitu kegagalan pembentukan ginjal dan dapat bersifat unilateral maupun bilateral.
3. Duplikasi ureter parsial atau lengkap.
4. Ureter ektopik, yaitu ureter yang ujungnya tidak bermuara ke kandung kemih melainkan organ-organ lain seperti uretra atau vagina.
5. Ginjal pelvis, yaitu ginjal yang gagal naik ke rongga perut.
6. Ginjal tapal kuda, yaitu ujung kaudal kedua ginjal mengalami penyatuan
7. Arteri renalis asesorius, yaitu menetapnya pembuluh-pembuluh darah embrional pada ginjal
8. Fistula/kista/sinus urakus, yaitu fistula/kista/sinus yang terbentuk antara kandung kemih dan lumen allantois.
9. Ekstrofi kandung kemih, yaitu mukosa kandung kemih yang terpajan ke udara luar.
C. Sistem genitalis
a. Pembentukan gonad, duktus genitalis, dan genital eksterna primitif (indiferen)
Gonad primitive dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6 setelah pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel benih primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen primitif ini kelak berkembang menjadi testis( pada pria) atau ovarium (pada wanita).Duktus genitalis primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus paramesonefros.
Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim yang bermigrasi ke daerah kloaka pada minggu ke-3, membentuk lipatan kloaka. Bagian kranial lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang nantinya akan berkembang menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada pria). Selain itu lipatan kloaka terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan anus. Membran di antara lipatan uretra disebut membran urogenital, sedang membran di antara lipatan anus disebut membran analis.
b. Pembentukan sistem genitalis pada pria
· Pembentukan testis
Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis. Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens.
Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis
Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk panjang dandisebut duktus deferens yang berujung ke vesikulaseminalis. Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius.
· Pembentukan genital eksternal
Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil pemanjangan tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen. Lipatan uretra akan menutup membentuk uretra pars kavernosa, sehingga bagian uretra harus memanjang hingga ke ujung penis dan keluar melalui orifisium uretra eksternum.
c. Pembentukan sistem genitalis pada wanita
· Pembentukan ovarium
Berbeda pada pembentukan testis dari gonad primitif, pada pembentukan ovarium akan terjadi perkembangan (penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk korda korteks sedangkan bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh medula ovarium. Pada bulan ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada ovarium. Selanjutnya ovarium akan mengalami perubahan posisi menjadi sedikit lebih turun (desensus) hingga terletak di bawah tepi pelvis sejati.
· Pembentukan duktus genitalis dan vagina
Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembangmenjadi duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebara pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).
· Pembentukan genital eksternal
Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membantuk klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membantuk labia minor. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum.
· Pembentukan duktus genitalis dan vagina
Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembangmenjadi duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).
· Pembentukan genital eksternal
Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membantuk klitoris, sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membantuk labia minor. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum.
D. Tanda dan Gejala Anomali Ginjal
Penderita anomali ini biasanya tanpa keluhan, tetapi bila timbul penyakit penyulit, bisa terjadi hydronephrose, recurent pyelonephritis, haematuria dan batu ginjal Keluhan yang terjadi bisa berupa rasa mual dan sakit perut yang disertai kekejangan (Rovsing syndrome). Kehamilan pada penderita anomali ini 1/3 di antaranya mendapat kesulitan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Horseshoe kidney merupakan anomali yang tidak jarang dijumpai. Di dalam autopsi didapati rata-rata 1 di dalam 600 — 800 kasus. Pada umumnya penggabungan terjadi padapole bawah, akan tetapi pada + 10% kasus terjadi pada pole atas. Pada laki-laki lebih sering terjadi dari pada wanita dengan perbandingan 2 : 1. Gejala-gejala klinis yang terjadi disebabkan oleh adanya tekanan pada ureter oleh bagian yang menghubungkan kedua ginjal (isthmus), yangmengakibatkan terjadinya obstruksi alirankemih
B. Saran
Ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh, dan jika terkena penyakit merupakan serangan yang sistemik. Oleh karena itu, sebagai perawat kita harus menjaga dan meningkatkan kualitas hidup pasiennya. Dengan cara melaksanakan askep sesuai dengan kebutuhan pasien, khususnya pada anomali ginjal (urogenital). Kita juga harus memberikan saran kepada pasien agar hidup pola sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Brass JC. Cunningham's Text-book of Anatomi 95h.ed. London,
New York, Chicago: Oxford Univ Press. 1951 : 736.
Cafey J. Pediatric X-Ray Diagnosis. 2nd.ed. Chicago: Year Book
Publ Inc. 6 — 8.
Faber M et al. Anomalies of the kidney and ureter. Clin Obst
Gynaec 21(3) 1978: 831 — 43.
http://anomali ginjal.com
Oleh : Saeful Hidayat
Tingkat IIA
AKPER PEMDA GARUT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar