NEFROTIK SYNDROM
I. Pengertian
Nefrotiksyndrom adalah salah satukeadaan yang didasari oleh kerusakan glomelurus yang terjadi akibat satu peradangan yang berlangsung secarakronis yang menyebabkan peningkatan permeabelitas dan porositas membranglomelurus yang mengakibatkant erbuangnya sejumlah protein dalamurin. ( Fatima S.)
Nefrotiksyndrom adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabelitas glomelurus terhadap protein plasma yang menimbulkan protein uria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, danedema. ( Betz&Sowden. 2000 )
NefrotikSyndrom bukan penyakit spesifik, tetap imerupakan beberapa gejala klinis sepert iedema, proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan penurunanimun.( Ball, Bindler. 1999 )
I. Etiologi
1. Kongenital
2. Primer, sepertipadaglomerulonefritis, karenaefeklangsungdariginjal.
3. Sekunder, sepertipada DM, anemia, lupus kornea, multi sistem.
Secara umum penyebab nefrotik sindrom dapat digolongkan menjadi primer dan sekunder :
1. Prime, yaitu penyakit kongenital atau sindrom nefrotik finlandia, diturunkan. Sindrom nefrotik perubahan minimal tipe paling umum.
2. Sekunder, yaitu penyakit paska infeksi ( glomerulonefritis, infeksi, bakteri sistemik, hepatitis B, HIV, endokarditis bacterial sub akut ). Penyakit vaskuler ( Sindrom uremik, hemolitik, trombosis vena renalis, lupus eritematosis sistemik, purpura henoch, schoenlein ). Penyakit keluarga ( sindrom alport, DM ). Obat dan logam berat, nefrotis alergik.
II. Anatomi Fisiologi
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi Ginjal Fungsi ginjal adalah
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
e) Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
f) Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
g) Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
III. Manifestasi Klinik
- Proteinuria
- Edema, umumnya terlihat pada kedua kelopak mata dan muka sesudah tidur, sedangkan pada tungkai tampak selama pada posisi berdiri.
- Gastrointestinal, diare yang disebabkan oleh edema di mukosa usus
- Gangguan pernafasan, karena adanya distensi abdomen dengan atau tanpa pleura efusi.
- Gangguan tumbuh kembang.
- Gangguan fungsi psikososial, tress pada anak yang sedang berkembang dan keluarganya cemas serta merasa bersalah.
IV. Insiden
Insiden kejadian nefrotik sindrom antara laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1
I. Patofisiologi
a.Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke dalam interstitial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena hypovolemi
.b.Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin – angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan air. Dengan retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.
c.Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan penurunan onkotik plasma
d.Adanya hiper lipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipopprtein dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak akan banyak dalam urin (lipiduria)
e.Menurunya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena hipoalbuminemia, hiperlipidemia, atau defesiensi seng. (Suriadi dan Rita yuliani, 2001 :217)
II. Komplikasi
- Penurunan volume intravaskuler (Syok Hipovolemik)
- Kemampuan koagulasi yang berlebihan (Trombosis vena)
- Kerusakan kulit, infeksi
- Efek samping steroid yang tidak diinginkan
KEMUNGKINAN DATA FOKUS KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
1. Wawancara
- Frekuensi BAK anak (jumlah urine bertambah/berkurang )
- Badan, muka, ekstremitas bengkak (mulai kapan)
- Nafsu makan (berkurang /anoreksia)
- Kelelahan saat aktifitas (anak biasanya cepat lelah)
- Warna urine keruh
2.Pemeriksaan fisik
- Adanya oedama biasanya lunak dan cekung bila ditekan (pitting) dan biasanya ditemukan disekitar mata (veri orbital),Pada Ekstremitas, pada muka,abdomen dan daerah genital
- Berat badan meningkat
- Nyeri abdomen
- TTV
3.Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan urin
- Protein urin meningkat
- Urinalisis – cost ialindan granular, hematuria
- Dipstick urin – positfuntuk protein dalamdarah
- BjUrinmeningkat
b.Pemeriksaandarah
- Albumin serum menurun
- Kolesterol serum meningkat
- HB, HT, meningkat (Hemokonsentrasi)
- LED meningkat
- Elektrolit serum berfariasi dengan keadan penyakit perorangan
II. KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Rersiko kelebihan volume cairan berhubungan derngan penurunan tekanan osmotik koloid plasma ,intravaskuler
2. Resiko kekurangan volume cairan (Intravaskuler) sehubungan dengan proteinuria dan edema.
3. Resiko infeksi sehubungan berhubungan dengan therapy imunosupresive dan penurunan kadar imunoglobulin
4. resiko gangguan integritas kulit brhubungan dengan edema dan penurunan sirkulasi.
5. Gangguan body image berhubung dengan perubahan fisik.
6. Kecemasan pada anak atau keluarga berhubung dengan hospitalisasi.
III. HEALTH EDUCATION / RENCANA PULANG / PERAWATAN PULANG
1. Ajarkanpadaorang tuacaradeteksidinigejalaNefrotikSindrom. Pemeriksaan protein urindengancaramembandingkanurinanaknya (penderita) denganurin normal, bilaberbedadiharapkansegeradatangke RS.
2. Ajarkanpada orang tuauntukmencatat BB anaknyasetiaphari.
3. Ajarkandanjelaskanpada orang tuasupaya orang tuamencatatcairan yang masukdan yang keluarsertatujuannya da jelaskantujuandariterapi yang diberikan.
4. Berikanpenjelasanpada orang tuatentangterapi yang dberikan.
5. Berikan penjelasan pad orang tua tentang diet yang diberikan.
6. Ajarkan pada orang tua untuk kontrol secara teratur ke RS.
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX 1. Tujuan : Edema makin lama makin berkurang selama perawatan
Kriteria : Inteke output seimbang, pitting edeema tidak ada, turgor kulit normal tanpa edema, TTV dalam batas normal.
Intervensi :
a. Observasi edema dan pengurangannya :
- Timbang BB tiap hari
- Ukur Intake out put
- Torgor kulit baik
b. Batasi masukan cairan, sesuaikan dengan urin, out put dan IWLnya
c. Ukur intake out puttiap 24 jam
d. Identifikasi sumber potensial cairan yang lain seperti makanan
e. Jelaskan pada orang tua pentingnya pembatasan cairan dan pengukuran in take dan out put.
f. Berikan terapi sesuai dengan program.
DX 2 Tujuan : Tidak terjadi hipopolemi selama perawatan
Kriteria : TTV dalam batas normal, urin out put normal, HT dalam batas normal.
Intervensi :
a) Monitor TTV tiap pergantian Shift
b) Monitor in take Out put dancatat urine out puttiap mg/KgBB/hr
c) Observasimembranmukosa dan elastisitasturgorkulit.
d) Observasi CRT tiappergantian shift.
e) Monitor pemerikasaanlaboratoriumdanelektrolit.
DX 3 Tujuan : Infeksitidakterjadiselamamasihadafaktorresiko
Kriteria : TTV dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a) Observasi TTV tiap pergantian shift
b) Cucu tangan dengan tekhnik yang benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan
c) Jaga lingkungan dan alat tenun dalam keadaan bersih
d) Hindari kontak klien dengan orang lain yang sedang terkena infeksi, terutama infeksi saluran pernafasan (bila ingin kontak dengan klien harus pakai masker)
e) Jelaskan pada orang tua pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
f) Berikan terapi sesuai dengan program Dokter.
DX 4 Tujuan : Integritas kulit terjaga selama perawatan.
Kriteria tidak terjadi kemerahan.
Intervensi :
a) Berikan perawatan kulit untuk menjaga keutuhan dan kelenturan kulit
- bantu kebutuhan hygiennne ( mandi setiap hari )
- ubah posisi klien tiap 2 jam sesuai dengan kondisi untuk mencegah kerusakan kulit (jika bedrest)
- keringkan area kulit yang lembab (daerah lipatan)
- Olesi / gunakan lotion bila kkkulit kering
- Gerakan bantal atau pengganjal untuk melllindungi daerah yang menonjol
DX 5 Tujuan : Anak dapat beradaptasi selama dalam perawatan
Kriteria : Anak mengekpresikan perasaannya, wajah anak ceria
Intervensi :
a) Beri salam dan perkenalkan diri pada anak
b) Dengarkan kelllluhan anak dengan pennuh empati
c) Motivasi dan beri dukunnngan emosional kepada anak dan keluarga
d) Ajarkan dan jelaskan pada anak & keluarga mennngenai koping yanng efektif yang bisa digunakan
e) Anjurkan pada anak dan keluarga supaya tetap berkreativitas sesuai dennngan kemampuan
DX 6 Tujuan : Cemas berkurang ssetelah diberikan pendidikan kesehatan
Kriteria :
- ortu mennngatakan cemas berkurang dan dapat menerima keadaan kondisi anaknya
- ortu tetap rileks dan ikut serta dalam perawatan dan memahami kondisi anaknya.
Intervensi :
a) dengarkan keluhan orang tua dengan penuh empati.
b) anjurkan pada orang tua dan anaknya untuk meng ekspresikan rasa takut dan cemasnya
c) Berikan penjelasan tentang nefrotik syndrom (pengertian,tanda gejala,cara perawatan,dan pengobatanya)
d) Libatkan orang tua dlam stiap perawatan(tindakan keperawatan)
Daftar Pustaka
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/27/askep-sindrom-nefrotik/
Oleh : M. Rifan
Tingkat IIA
Kelompok 4 : Ita Nurmalitasari
Linda Herlindawati
Yayu Kustini
Santi Sri Rahayu
Freddy Christian OI
M. Rifan
Agit P Putra
Saefull Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar